Vacation : Yogyakarta, Travelers Paradise in Java (Part 1)
- Nurmala Eka Heryanti
- Mar 13, 2015
- 5 min read
Assalamu'alaikum!
Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Pulau Jawa. Secara etimologi nama Yogyakarta diambil dari dua kata. Ayogya atau ''Ayodhya'' yang berarti "kedamaian" (atau tanpa perang, a "tidak", Yogya merujuk pada Yodya atau Yudha, yang berarti "perang"), dan Karta yang berarti "baik". Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India dimana wiracarita Ramayana terjadi. Secara geografi, Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Yogyakarta terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.

Selain menyimpan banyak peninggalan sejarah, Yogyakarta juga memiliki wisata alam yang indah dan harus di kunjungi sehingga Kota ini memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan. Minggu lalu, saya bersama om, tante, dan seorang teman (Nongki) melakukan perjalanan ke Jogja. Yaa refreshing sejenak meninggalkan kota Jakarta yang macet. Alhamdulillah ada rejeki dan dapat ijin dari Pak boss untuk trip. Saya berangkat hari Kamis, 5 Maret 2015 pukul 22.30 WIB dengan si 'Ayla'. Ini mobil enggak pernah di pakai sehari-hari tapi sekalinya dipakai langsung rutenya yang jauuuuh. Sekalian ngetes deh seberapa iritnya 'Ayla' :)
Waktu berangkat, kami melalui jalur Utara. Perjalanan kira-kira 12 jam, emang sih ada istirahatnya di jalan tapi tetep aja badan berasa encok. Saya aja yang duduk di kursi penumpang berasa pegel, apalagi yang nyupir yaaa, hehehe.
Hari Jumat kira-kira pukul 11.50, kami sudah memasuki Magelang, perut pun udah enggak bisa di ajak kompromi, akhirnya melipir makan Kupat Tahu Pak Slamet di Jalan Magelang - Jogja, Rp 9.000,-/porsi dan rasanya enaaaaak! antara emang rasanya yang enak atau emang udah kelaperan -_- , setelah makan udah on lagi, saya pun kebagian nyupir ya walaupun jarak ke Kota Jogja udah deket. Muter-muter ada kali ya 1 jam cari hotel yang murah dan akses kemana-mana juga deket. Ketemulah Wisma Arjuna di Jalan Tirtodipuran 15 Yogyakarta.

Harga sewa kamar di Wisma Arjuna Rp 100.000,-/malam untuk kamar non-AC (2 bed, tv, kipas angin, dan kamar mandi) dan Rp 150.000,-/malam untuk kamar AC. Nah, untuk menghemat biaya penginapan maka kami sewa kamar non-AC untuk 3 hari. Kami sewa 2 kamar, saya satu kamar sama tante, Nongki satu kamar sama om. Maaf sekali om dan tante kalian 3 hari tidurnya harus terpisah, hehehe. Sampai di wisma langsung tepaaaaar, bangun-bangun magrib. Jogja di guyur hujan sore itu, lumayan dingin dan laper. Untungnya bawa kendaraan dari Jakarta jadi enggak bingung mau keliling Jogja. Muter-muter berhentilah di Sop Ayam Pak Min Klaten yang berlokasi di Jalan Mataram No. 39, Yogyakarta.

Makan berempat di Sop Ayam Pak Min Klaten kira-kira abis Rp 62.000,-. Setelah makan malam langsung lanjut ke Malioboro dan Alun-Alun Selatan. Di Alun-Alun Selatan, kami iseng sewa mobil sepeda. Kalau 1 kali puteran Alun-Alun Rp 30.000,- kalau 3 kali puteran Rp 50.000,-. Nongki minta cari keringet jadi sepakat 3 kali puteran deh. Malem-malem gerimis pula, genjot mobil sepeda yang rame sama lampu plus di iringi lagu dangdut, lumayan bikin ngakaaaaak!

Udah capek genjot, ngemil-ngemil deh ke warung tenda di pinggir Alun-Alun. Pesen susu jahe 2, roti bakar 1, mie rebus 2, susu jahe milo 1, sama 1 lagi minumannya tante (lupa yang dipesen apa) totalnya Rp 37.000,-. abis ngemil langsung balik ke wisma karena besoknya mau lanjut ke tempat-tempat yang udah di list sebelumnya.
Sebenernya sih banyak banget lokasi yang pengen saya kunjungi, berhubung tersisa 2 hari (Sabtu & Minggu) buat jalan-jalan jadi di pilih-pilih deh lokasi yang memungkinkan untuk di kunjungi.

Ini dia rute hari Sabtu, Kraton Ratu Boko - Candi Prambanan - Kalibiru. Dari pukul 09.00 udah keluar wisma dan langsung ke Prambanan. Dari Tirtodipuran ke Prambanan sekitar 30 menit. Sesampainya di loket pembayaran Candi Prambanan, petugas loket menawarkan paket tiket masuk ke Kraton Ratu Boko + Candi Prambanan dengan harga Rp 45.000,-/orang. Lokasi Kraton Ratu Boko berada di luar Prambanan, kami menuju lokasi Ratu Boko naik mini bus yang sudah disediakan pengelola Prambanan.

Sekilas tentang Kraton Ratu Boko, Ratu Boko merupakan situs arkeologi berupa Keraton Kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-8, cikal bakal pendiri Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Situs ini terletak 2 km arah selatan Candi Prambanan, 18 km arah timur kota Yogyakarta dan terletak di atas bukit yang merupakan kelanjutan pegunungan seribu. Sumber prasasti yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran tahun 746 - 784 M, kawasan Situs Ratu Boko disebut Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, giri berarti bukit, Wihara berarti asrama. Abhayagiri Wihara berarti asrama para Bhiksu yang terletak di atas bukit penuh kedamaian. Tahun 1790, Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko. Seratus tahun kemudian FDK Bosch mengadakan penelitian yang diberi judul Keraton Van Ratoe Boko, maka situs kepurbakalaan yang ada di bukit Ratu Boko dikenal dengan nama Keraton Ratu Boko.





Setelah melihat-lihat peninggalan sejarah Ratu Boko, kami pun kembali ke Prambanan. Candi Prambanan merupakan candi Hindu paling megah yang ada di Indonesia. Prambanan juga candi Hindu terbesar di kawasan Asia Tenggara, berketinggian 47 meter dan telah dinyatakan sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia pada tahun 1991 oleh UNESCO. Pemandangan arsitektur dan desain candi ini pun begitu indah. Sambil mengingat sedikit sejarah Candi Prambanan, sejarah Candi Prambanan dimulai pada tahun 850 M, pertama kali dibangun oleh Rakai Pikatan dari Dinasti Syailendra yang berkuasa pada saat itu. Candi Prambanan pada awalnya dinamakan Shiva-grha, yang artinya Rumah Siwa dan selanjutnya disebut juga sebagai Shiva-laya yang berarti Kerajaan Siwa.




Makin siang makin panaaaaas jadi enggak lama-lama deh di Candi Prambanan dan ngejar waktu untuk ke Kalibiru. Sekitar pukul 14.00, kami meluncur ke Kalibiru. Kalibiru terletak di Hargowilis Kokap Kulon Progo. Waktu tempuh dari Prambanan ke Kalibiru kira-kira 2 jam. Kami menuju Kalibiru melewati Waduk Sermo, ini baru adventure! Kalau dari Waduk Sermo mau naik ke atas harus punya nyali gede kayaknya, hehehe. Bener-bener nanjak bukit, saat nanjak bukit tiba-tiba mobil kami enggak kuat nanjak karena sempat ada kendaraan lain yang berhenti di tengah-tengah tanjakan. Karena sebelumnya udah pernah ngerasain ada di dalam mobil terus merosot pas posisi tanjakan jadi agak ngeri kalau merosot lagi pas itu. Yaa saya refleks langsung tarik rem tangan padahal om saya udah injek rem kaki juga. Langsung aja saya, Nongki, dan tante turun mobil untuk cari batu buat tahan ban belakang dan pelan-pelan dorong mobil. Udah treknya bikin jantungan, lumayan jauh juga naik ke atasnya, eh udah sampe malah ujan dan kamera saya tiba-tiba enggak mau nyala :( untungnya hp masih on jadi ya sudahlah pake hp aja foto-fotonya.

Tapi kalau ternyata pemandangannya seindah ini, subhanallah! enggak nyesel udah naik ke atas :) saya berada di ketinggian 450 Mdpl. Pengen banget naik ke atas pohon itu tapi karena ujannya makin deras, anginnya kencang, dan kabut mulai turun jadi belum rejeki deh, bahayaaaa!



Sebelum terlalu gelap, kami pun turun bukit. Untung ada GPS, kemana-mana enggak pake nyasar dan pasti sampai. Dalam perjalanan pulang, kami pun mampir ke pusat industri silver yang berada di Kota Gede. Tadinya Nongki aja yang mau beli cincin perak, tapi pas liat-liat kok ada yang lucu ya jadi ikutan beli deh, hehehe. Setelah dari Kota Gede, kami berhenti di Sop Ayam Pak Min Klaten lagi tapi porsinya porsi kuli, maklum abis nanjak bukit. Saya aja langsung pesen 2 porsi dan abis pulaaaa -_- walaupun lelah seharian bolang, masih ada satu hari buat lanjut jalan-jalan. Rencananya mau main-main ke pantai. Story nya di postingan selanjutnya yaaa :D
DO NOT COPY & PASTE THE PHOTOS WITHOUT PERMISSION
Salam,
NURMALAEKA
Comments